Bunga Terakhir


Mata Julian masih belum bisa terpejam barang sedetik pun, padahal jarum pendek  jam sudah menunjuk pada angka sebelas. Sementara itu hembusan angin malam di luar semakin terdengar kencang, diiringi suara butiran hujan yang beradu dengan genting tetangga. Langit-langit kamar pun menjadi pemandangan yang akrab pada  beberapa malam terakhir. Sesekali  matanya mencoba mengintip selembar photo yang masih tersimpan dalam dompetnya, tapi sesering itu pula dia menanamkan pada dirinya bahwa hari sudah berganti,dan begitupun juga seharusnya suasana hatinya.
*********
Semua tentang ratna adalah semua tentang kesederhanaan, mulai dari cara berpakaian hingga wujud nyata dalam sikapnya sehari-hari.  Pembawaannya kalem khas wanita jawa, paras ayu yang mligi jowo  tersembunyi  di balik kerudung yang setia membalut kepalanya. Kulit putihnya bukan hasil permak pabrik namun hasil karya tulen sang pencipta. Senyumnya renyah, bagai krupuk pada tahu campur yang seringkali mereka santap bersama di kantin sekolah. Sapanya hangat, tak jarang Julian menyetarakannya dengan segelas teh yang tiap pagi menemaninya sebelum berangkat sekolah .  Untu miji delimo, begitu mungkin ibarat orang jawa membahasakan rapi susunan giginya.  Namun hanya beberapa orang yang beruntung saja yang bisa melihat giginya. Sebab tiap kali tersenyum, punggung tangannya yang putih selalu menutupi mulutnya.  Tak butuh waktu lama bagi Julian untuk mengagumi  sosoknya. Namun bukan pula love at the first sight layaknya di roman klasik cerita mereka bermula.
Semua mengalir begitu saja, kadang rasa tersebut hilang namun tak jarang menyala-nyala bagai temaram lampu umplik yang malam itu menerangi pertemuan mereka di salah satu warung kopi. Kadang kisah mereka juga pahit sepahit kopi yang malam itu diseruputnya sebelum memberanikan diri mengungkapkan perasaannya. “ kalau malam saja memberikan kesempatan pada bulan untuk tiap hari menemaninya, kenapa aku tidak” jawab Ratna malam itu sambil tersenyum simpul. Praktis setelah malam itu, semua berjalan manis bahkan tak jarang dua sejoli tersebut lebih mirip dua tokoh dalam roman picisan daripada dua orang aktivis.
tunggu kelanjutan kisahnya.........hehe

Reply to this post

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Followers