Memenjarakan Tuhan
Sekitar dua minggu lagi ramadhan akan menghampiri
kita. ‘Ndak penting rasanya mendebat
apakah ramadhan tahun ini jatuh pada tanggal 20 atau 21 Juli . Anda
Muhammadiyah atau NU, saya yakin permulaan puasa anda adalah sama….yaitu 1 Ramadhan. Bak tamu istimewa, berbondong-bondonglah
kemudian kita menyiapkan kedatangannya. Yah…bulan dari seribu bulan, paling
tidak pak ustadz waktu ngaji isuk dulu bilang gitu. Mulai dari persiapan spiritual
seperti puasa Nisyfu Sa’ban, hingga persiapan financial dilakukan. Maklum harga
bahan pokok menjelang puasa pun terus melonjak, harga cabe bulan lalu yang
hanya Rp 23.000/kg kini jadi Rp 25.000/Kg (detik Finance,4 Juli 2012).
Membuat special bulan ramadhan memang perlu, namun
kemudian membuat ramadhan sebagai pembatas tingkat ingat kita kepada yang maha
kuasa juga salah kaprah. Hal tersebut justru yang banyak terjadi di sejitar
kita. Ramadhan hanya dijadikan sebagai momen latah-latahan bagi banyak orang. Menjelang bulan ramadhan tren
menutup aurat kembali meningkat, lepas bulan ramadhan lepas pula helai per
helai hijab di tubuh mereka.
Meminjam istilahnya Muhammad Nur Fathoni dalam
bukunya “Tuhan yang Terpenjara”, mereka dikatakan sebagai orang yang
memenjarakan tuhan mereka. Mereka membuat “nir” kekuatan dari sang pencipta
dengan menganggap tuhan hanya ada pada zat-zat yang maha Fana’. Mereka
memenjara tuhan hanya pada bulan ramadhan, pada lembaran-lembaran kitab suci,
pada tempat-tempat peribadatan, ataupun pada helai jilbab. Atau bisa dibilang
mereka dengan suka-suka mengatur kedatangan tuhan. Hanya pada saat mereka
membutuhkan mereka akan menyebut nama tuhan dalam doa-doa mereka, berharap
tuhan memberikan apa yang mereka mau. Hampir tipis bedanya cara mereka berdo’a
dengan cara mereka menyuruh seseorang. Padahal konsep doa sebenarnya adalah
didasari kepasrahan kita terhadap yang maha kuasa.
Pada
titik tertentu bahkan manusia mencoba memenjarakan tuhan pada sebuah kekangan kelemahan
berfikir mereka tentang adanya tuhan. Kaum yang seperti ini umumnya lebih
dikenal dengan kaum agnostik. Kaum Agnostik menganggap bahwa
tiada sesuatu yang dapat diketahui tentang Tuhan selain dari hal-hal kebendaan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kaum agnostik tidak jauh beda dengan kaum
Atheis, bedanya jika kaum atheis benar-benar tidak percaya tuhan dan agama.
Kaum agnostik masih cenderung percaya kepada tuhan namun dalam upaya percaya
kepada tuhan tersebut mereka tidak percaya adanya sebuah perantara berupa
agama. Simak saja penuturan salah seorang teman ketika mendebat tentang ibadah
sholat. “aku punya tuhan layaknya kalian, namun aku punya cara sendiri dalam
berdoa,berbeda dengan kalian tentunya,” atau yang lebih ekstrem “aku loh tidak
minta diciptakan, kenapa aku disuruh berdoa,”ujarnya.
Baginya
tak perlu sebuah ritual untuk berdoa kepada sang pencipta. Pernyataannya
tersebut masih menimbulkan tanda tanya besar. Apakah memang hal tersebut sebuah
bentuk idealisme ataukah hanya sebuah bentuk pelarian dari kewajiban sebagai
makhluk. Padahal jelas jin dan manusia diciptakan di dunia ini hanya untuk menghamba
pada sang khaliq.
“’Inni A’lamu Maa Laa Ta’lamuun” begitu
firmannya ketika malaikat mencoba protes mengapa harus manusia yang ditempatkan
di bumi. Padahal sifat dasar manusia adalah rakus dan perusak. Allah SWT
tentunya lebih tahu mengapa Dia lebih memilih manusia yang diturunkan sebagai
kahlifah di muka bumi ini. Akhirnya memang ketika kita sudah diciptakan diatas
bumi ini sebagai Khalifah kita harus mempercayai bahwa Allah bukan hanya ada di
bulan-bulan tertentu saja. Atau bahkan sekedar di tempat-tempat peribadatan
belaka. Lebih dari itu kepasrahan kita terhadap sang maha pencipta harus
diwujudkan dalam keimanan yang diucapkan dengan lisan, diyakini dalam hati,
serta diwujudkan dalam perbuatan.
1 comment
Kadyrov - Online Casino in Kadyrov, Kazakhstan
Online casino Kadyrov is a free online casino in Kadyrov, Kazakhstan. 온카지노 Enjoy slot games, casino 카지노 games, mobile apps, and more. 인카지노
Posting Komentar